ICS Compute Hadirkan Agentic AI, Entrepreneur Bisa Punya Karyawan hingga CEO AI
Jakarta, 9 Oktober 2025 – ICS Compute, AWS Advanced Partner di Indonesia meluncurkan Redpumpkin AI Business Platform. Platform ini memperkenalkan era baru Agentic AI, sebuah teknologi yang dirancang untuk memberdayakan setiap bisnis di Indonesia dengan kemampuan otonom yang dapat merevolusi alur kerja.
Teknologi Agentic AI bukan sekadar alat, melainkan sistem yang dapat bernalar, merencanakan, dan menyelesaikan tugas kompleks secara mandiri. Ini adalah pergeseran dari AI tradisional yang reaktif menjadi asisten yang proaktif. Dengan Redpumpkin.AI, perusahaan dapat memiliki partner AI yang membantu keputusan strategis, memungkinkan setiap entrepreneur untuk bersaing di tingkat global.
Melalui peluncuran Redpumpkin.AI, ICS Compute memberdayakan Agentic AI untuk demokratisasi akses ke otomasi proses bisnis berbasis kecerdasan otonom, memungkinkan setiap entrepreneur dapat memiliki partner AI yang membantu pengambilan keputusan strategis, sehingga mampu bersaing di tingkat global.
Agentic AI Transformasi yang Tak Terhindarkan
Di tengah lanskap bisnis yang terus berubah, urgensi untuk berinovasi semakin tinggi. Perusahaan di Indonesia saat ini menghadapi tantangan yang sama: tugas-tugas manual yang memakan waktu, proses persetujuan yang lambat, dan inefisiensi yang mengikis profitabilitas. Ini adalah “pembunuh senyap” yang membatasi pertumbuhan dan menghambat momentum bisnis.
Investasi pada AI telah terbukti memberikan hasil finansial yang nyata. Sebuah survei dari LinkedIn News melaporkan bahwa 51% perusahaan yang telah mengintegrasikan AI melihat peningkatan pendapatan hingga 10%. Angka ini adalah bukti bahwa Agentic AI adalah investasi strategis yang memberikan hasil yang terukur.
Data pasar global menegaskan bahwa Agentic AI bukan lagi sekadar tren, melainkan kekuatan ekonomi yang transformatif; secara global, Agentic AI diperkirakan akan menyumbang 17% dari total nilai AI saat ini dan diproyeksikan meningkat hampir dua kali lipat pada tahun 2028, berdasarkan laporan dari Boston Consulting Group (BCG).
Lebih lanjut, pasar Agentic AI diyakini akan tumbuh secara eksponensial dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sekitar 44,6% hingga 46,2% antara tahun 2025 dan 2030 (menurut MarketsandMarkets dan Grand View Research), di mana ukuran pasar global diprediksi mencapai sekitar $24,5 miliar hingga $42,56 miliar pada tahun 2030 (data dari Grand View Research dan Mordor Intelligence).
Dua Manfaat Redpumpkin.AI
Redpumpkin.AI dirancang untuk memberikan dua manfaat utama yang dapat dirasakan langsung oleh setiap bisnis di Indonesia, tanpa memandang skala. Pertama, efisiensi waktu yang masif. Tugas-tugas yang memakan waktu berjam-jam secara manual, seperti meninjau NDA atau menyaring ratusan CV, dapat diselesaikan hanya dalam hitungan menit atau jam. Hal ini juga memastikan kualitas yang konsisten dengan menghilangkan kesalahan manusia dalam proses pemeriksaan dokumen atau penyaringan kandidat, sehingga menghasilkan output yang lebih akurat dan dapat diandalkan.
Manfaat kedua, dan yang paling penting, adalah bahwa platform ini dapat diakses oleh semua skala bisnis. Melalui arsitektur low-code yang dapat dikonfigurasi sendiri, sebuah startup dapat menciptakan “Partner AI” yang membantu pengambilan keputusan strategis, sementara korporasi besar dapat menggunakan platform ini untuk mengelola alur kerja yang sangat rumit dengan bantuan “CEO AI” yang mumpuni. Dengan demikian, Redpumpkin.AI mengubah AI dari sekadar alat menjadi aset strategis yang memberikan keunggulan kompetitif bagi setiap perusahaan.
Kolaborasi Manusia-AI
Menurut CEO ICS Compute, Budhi Wibawa, investasi dalam Agentic AI telah bergeser statusnya: dari sekadar pilihan yang meningkatkan efisiensi, kini menjadi keharusan strategis yang menentukan kelangsungan dan daya saing bisnis di masa depan. Ia menambahkan, perusahaan harus mulai bertanya bukan lagi seberapa besar tim mereka, tetapi seberapa cerdas dan otonom alur kerja mereka.
“Kami berada di titik krusial. Perusahaan yang terus bergantung pada proses manual akan tertinggal. Di masa depan, pertanyaan strategisnya bukan lagi berapa banyak karyawan yang Anda miliki, tetapi berapa banyak Agentic AI yang dimiliki perusahaan Anda? Agentic AI adalah aset strategis yang akan mendefinisikan siapa yang akan bertahan dan berkembang,” ungkap Budhi.
