Mana yang Cocok untuk Bisnis Anda, Barcode atau RFID?
Jakarta, 3 November 2025 – Di era digital saat ini, pengelolaan data dan inventaris menjadi salah satu faktor penting dalam efisiensi operasional bisnis. Dua teknologi yang sering digunakan untuk kebutuhan tersebut adalah Barcode dan RFID (Radio Frequency Identification).
Keduanya memiliki fungsi utama yang sama, yaitu untuk mengenali dan melacak barang, namun memiliki perbedaan mendasar dalam cara kerja serta manfaat yang ditawarkan.
Barcode sudah digunakan selama puluhan tahun dan masih menjadi solusi paling umum di berbagai sektor seperti ritel, manufaktur, hingga logistik. Teknologi ini menggunakan pola garis vertikal dan angka unik untuk menyimpan informasi produk. Data dibaca menggunakan scanner barcode yang memancarkan sinar laser atau cahaya untuk menerjemahkan kode tersebut menjadi informasi digital.
Menurut Dewi Misnasari, Product Manager Porta, barcode masih menjadi pilihan tepat bagi bisnis yang membutuhkan solusi identifikasi cepat dengan biaya rendah. Teknologi ini mudah diterapkan, alatnya relatif terjangkau, dan cocok untuk kebutuhan operasional yang tidak terlalu kompleks.
Kendati demikian, barcode memiliki keterbatasan. Proses pembacaan datanya bersifat line of sight, artinya scanner harus diarahkan langsung ke kode agar dapat terbaca. Hal ini sering menjadi tantangan ketika jumlah produk banyak atau kondisi lingkungan tidak mendukung, seperti pencahayaan minim atau permukaan label yang kotor.
Berbeda dengan barcode, RFID menggunakan gelombang radio untuk mentransfer data antara tag (chip kecil yang menempel pada produk) dan reader (alat pembaca). Teknologi ini memungkinkan pembacaan data secara massal dan tanpa kontak langsung, bahkan dari jarak beberapa meter tergantung jenis perangkatnya.
“RFID memberikan efisiensi tinggi karena dapat membaca ratusan tag dalam hitungan detik. Teknologi ini sangat ideal untuk perusahaan yang membutuhkan kontrol inventori real time, pelacakan aset otomatis, dan keamanan data yang lebih baik,” ujar Dewi.
Dewi juga menjelaskan, RFID menawarkan fleksibilitas lebih tinggi karena tag dapat digunakan kembali dan memiliki kapasitas penyimpanan data yang lebih besar dibanding barcode. Namun, biaya implementasi awalnya memang cenderung lebih tinggi, baik dari sisi perangkat keras maupun integrasi sistem.
Tergantung Kebutuhan dan Skala Operasional Bisnis
Menurut Dewi, pemilihan antara Barcode dan RFID sangat bergantung pada kebutuhan dan skala operasional bisnis. Barcode cocok untuk bisnis ritel, toko, atau gudang dengan jumlah produk besar namun frekuensi pelacakan sederhana.
Sementara RFID lebih tepat digunakan untuk perusahaan logistik, manufaktur, rumah sakit, atau sektor industri yang membutuhkan otomasi dan kecepatan dalam manajemen aset.
“Setiap teknologi punya keunggulan masing-masing. Yang terpenting adalah bagaimana bisnis dapat mengidentifikasi kebutuhannya dan memilih solusi yang paling efisien serta berkelanjutan,” tambah Dewi.
Porta merupakan perusahaan IT distributor yang berkomitmen membantu bisnis berkembang melalui solusi teknologi yang inovatif dan terpercaya. Sejak awal berdiri, Porta berfokus menghadirkan produk-produk IT terbaik dari merek ternama dunia untuk menjawab kebutuhan digitalisasi di berbagai sektor.
Sebagai IT distributor, Porta tidak hanya menawarkan produk perangkat keras seperti scanner, printer, dan tag Barcode maupun RFID, tetapi juga memberikan layanan konsultasi, pelatihan, serta dukungan teknis agar setiap mitra bisnis dapat memaksimalkan manfaat teknologi yang digunakan.
