EBITDA SCG Tembus Rp23,1 Triliun di 9M 2025, Ditopang Efisiensi dan Produk Hijau

Jakarta, 14 November 2025 – SCG mencatat kinerja solid sepanjang sembilan bulan pertama 2025 dengan EBITDA mencapai Rp23,111 triliun, naik 15% dibanding tahun sebelumnya, meskipun kondisi ekonomi global masih tertekan.

Pada kuartal III/2025, perusahaan membukukan EBITDA Rp7,368 triliun dan laba Rp402 miliar, sementara pendapatan mencapai Rp63,237 triliun. Kinerja kuat ini didorong adaptasi cepat terhadap perlambatan global, efisiensi internal, serta strategi bisnis jangka panjang yang lebih terukur.

Presiden dan CEO SCG, Thammasak Sethaudom, menyebut tekanan dari perang dagang, tarif impor AS, serta konflik geopolitik menjadi tantangan utama yang menekan pertumbuhan global. Namun disiplin finansial dan efisiensi operasional membuat SCG mampu menjaga arus kas dan stabilitas bisnis.

Baca juga: Momen Bersejarah, untuk Pertama Kalinya Pemerintah Turunkan HET Pupuk Subsidi

Proyeksi IMF yang memperkirakan perlambatan global hingga 2026 menjadi alasan perusahaan mempercepat transformasi, termasuk penekanan biaya, sentralisasi produksi, hingga pengembangan produk Smart Value, HVA, dan Green.

Di tingkat unit bisnis, Cement and Green Solutions mencatat laba Rp822 miliar berkat restrukturisasi biaya dan ekspansi Low Carbon Cement di ASEAN. SCG Decor mencetak laba Rp158 miliar, sementara SCG Smart Living serta Distribution & Retail mencetak laba gabungan Rp31 miliar melalui efisiensi berbasis AI dan automation.

Di sisi lain, bisnis petrokimia SCGC masih mencatat rugi Rp2,076 triliun karena penyempitan margin, namun tingkat utilitas tinggi tetap dipertahankan pada kisaran 85–90%. SCGP dari lini packaging membukukan laba Rp495 miliar seiring pulihnya konsumsi domestik.

Untuk 9M/2025, SCG juga mencatat laba periode berjalan Rp9,225 triliun, naik 159% secara tahunan. Meski pendapatan turun 3% menjadi Rp192,563 triliun, perusahaan berhasil menurunkan modal kerja, mengurangi utang bersih Rp17,417 triliun, dan menekan biaya keuangan Rp104 miliar. Rasio utang bersih terhadap EBITDA berada pada level aman 4,7 kali, didukung cash on hand Rp632,377 triliun.

Operasi SCG di ASEAN (di luar Thailand) membukukan penjualan Rp39,957 triliun, tumbuh 6% dan berkontribusi 21% dari total pendapatan. Aset SCG secara konsolidasian mencapai Rp452,357 triliun, dengan 48% di antaranya berada di ASEAN. Di Indonesia, pendapatan 9M/2025 mencapai Rp14,047 triliun, naik 8% terutama karena pergerakan kurs.

Baca juga: PGE Bukukan Pendapatan US$318,86 Juta hingga 30 September 2025

Empat Strategi untuk Perkuat Daya Saing

Untuk memperkuat daya saing di tengah ekonomi global yang rentan, SCG menjalankan empat strategi utama. Pertama, disiplin keuangan dan efisiensi berbasis teknologi, lewat penerapan AI, robotika, serta Digital Mapping di Tambang Semen Sukabumi untuk mengurangi risiko dan mempercepat pemrosesan data.

Kedua, sentralisasi produksi untuk menghilangkan redundansi, termasuk peningkatan efisiensi di PT Semen Jawa dan sinergi rantai pasok regional. Ketiga, optimalisasi basis produksi ASEAN lewat kampanye “Tahan Guncang, Pantang Tumbang” dari PT Kokoh Inti Arebama Tbk. dan peluncuran SCG PVC Pipe & Fitting Adhesive oleh PT Berjaya Nawaplastic Indonesia.

Keempat, perluasan portofolio produk Smart Value–HVA–Green, seperti solusi pipa berkelanjutan dan produk Low Carbon Cement untuk industri konstruksi ramah lingkungan.

Di luar bisnis, SCG juga memperkuat komitmen keberlanjutan di Indonesia. Bersama Pemkab Sukabumi, perusahaan meresmikan fasilitas RDF pertama di Sukabumi yang mampu mengolah lebih dari 300 ton sampah per hari menjadi energi terbarukan.

Program e-waste “Trade-In: Tukar Baru, Tambah Seru!” berhasil mengumpulkan lebih dari 2,5 ton sampah elektronik. SCG juga meraih penghargaan IGSCA 2025 dan CNN Indonesia Awards 2025 untuk inovasi ekonomi sirkular dan kepemimpinan ESG.

Melalui program Sharing the Dream, SCG memberi beasiswa kepada lebih dari 400 siswa SMA dan 12 mahasiswa, termasuk proyek yang berfokus pada air bersih dan kesetaraan gender. Program sosial lainnya seperti Beasiswa Berprestasi dan SCG ASIK (Aku Suka Ikan) turut memperkuat kontribusi perusahaan pada pendidikan dan kesehatan masyarakat.

Thammasak menegaskan, bahwa ketidakpastian global akan berlanjut hingga tahun depan. Namun disiplin finansial, restrukturisasi, dan ekspansi ke pasar berpotensi tinggi telah membangun fondasi kuat bagi SCG untuk menghadapi tantangan berkelanjutan.