Kargo Technologies Targetkan 40.000 Kendaraan EV pada 2035 untuk Menuju Electrified Silk Road

Jakarta, 5 Desember 2025 — Kargo Technologies menegaskan ambisi besarnya dalam transisi logistik hijau dengan menargetkan elektrifikasi 40.000 kendaraan pada 2035. Langkah ini menjadi pijakan utama untuk membangun “Electrified Silk Road” — jaringan logistik berbasis kendaraan listrik dan kecerdasan buatan yang menghubungkan Asia Tenggara, Tiongkok, dan Timur Tengah.

Pada tahap awal, Kargo mengoperasikan lebih dari 500 EV pada 2025 dan 2.500 EV pada 2026, menjadikannya salah satu penggerak terbesar adopsi armada listrik di kawasan. Inisiatif ini sejalan dengan misi mempercepat rantai pasok rendah emisi serta mendukung kebijakan energi nasional seperti Permen ESDM No. 10/2025 dan Perpres 112/2022.

“Kendaraan listrik memungkinkan logistik berkembang dari sekadar memindahkan barang menjadi sistem yang bisa dianalisis dan ditingkatkan secara real-time,” ujar Tiger Fang, CEO & Founder Kargo Technologies.

Baca juga: Dukung UMKM Kuliner, TIKI Andalkan  Pengiriman Same Day dan Makanan Beku 

Kargo kini bekerja sama dengan sejumlah pelanggan korporasi seperti SPX, Astro, Teleport, dan Modena untuk mengalihkan sebagian rute pengiriman ke armada listrik. Perusahaan menilai transisi ini dapat menekan biaya operasional, meningkatkan efisiensi energi, dan memperkuat keandalan jaringan pengiriman.

Visi jangka panjang Electrified Silk Road menempatkan AI sebagai otak dari operasional lintas negara, menciptakan jaringan logistik yang lebih cepat, bersih, dan terukur. Pendekatan asset-light memungkinkan Kargo mengintegrasikan armada, data, dan rute tanpa membangun infrastruktur fisik berskala besar.

Peluncuran program ini dihadiri lebih dari 150 pemangku kepentingan, termasuk regulator, produsen EV, lembaga pembiayaan, dan mitra industri — mencerminkan meningkatnya perhatian terhadap transisi logistik hijau sebagai fondasi daya saing ekonomi nasional.

Anindya Bakrie, Ketua Umum KADIN Indonesia, menegaskan bahwa sektor privat memainkan peran krusial dalam mempercepat implementasi transisi energi. “Pemerintah sudah memberikan arah, tetapi perusahaanlah yang harus menerjemahkannya menjadi proyek nyata dan lapangan kerja nyata,” ujarnya.

Djauhari Oratmangun, Duta Besar RI untuk Tiongkok, menyoroti meningkatnya arus investasi Tiongkok di sektor EV, baterai, dan logistik digital — membuka jalan bagi kolaborasi baru di sepanjang jalur perdagangan Asia.

Berikut beberapa inisiatif Kargo Technologies untuk menuju Electrified Silk Road:

Baca juga: Pengiriman Global J&T Express Selama Kampanye 11.11 Lampaui Angka 100 Juta

Tahapan Implementasi Program EV

Kargo telah menjalankan pilot project dengan pelanggan korporasi untuk mengukur efisiensi energi, kesiapan rute, serta performa operasional EV. Target elektrifikasi penuh pada 2035 diproyeksikan memperkuat konektivitas logistik lintas batas dengan emisi lebih rendah.

Program Kemitraan Armada EV

Kargo menawarkan skema pembiayaan fleksibel untuk transporter melalui kolaborasi dengan HSBC, Indomobil Finance, dan Chailease. Melalui integrasi data armada ke platform Kargo Nexus, pengguna mendapatkan visibilitas real-time, analitik performa, dan transparansi operasional yang selama ini menjadi tantangan di industri.

MoU dengan OEM

Perusahaan juga menandatangani MoU dengan OEM besar seperti Foton, JAC, Wuling, dan VKTR yang sudah melakukan lokalisasi produksi di Indonesia — membuka ribuan lapangan kerja dan memperkuat posisi Indonesia sebagai hub manufaktur EV regional.

Identitas Visual Baru

Kargo memperkenalkan logo baru yang memadukan panah dan simbol kilat, merepresentasikan kolaborasi dalam ekosistem logistik serta komitmen terhadap teknologi listrik. Identitas ini menjadi simbol arah strategis Kargo menuju operasi logistik berbasis EV dan AI di sepanjang koridor perdagangan Asia.