Apa itu Newsfluencer, Profesi Baru di Media Sosial

Jakarta, 4 November 2025 – Dari namanya kita sudah paham, ini memang berkaitan dengan dunia pemberitaan. Lanskap pemberitaan di Indonesia tengah berkembang dengan hadirnya dinamika baru newsfluencer.

Newsfluencer adalah generasi baru pelaku pemberitaan independen berbasis media sosial. Kegiatan pemberitaan para newsfluencer dibangun di atas fondasi kredibilitas dan konteks yang telah lama didirikan oleh institusi media arus utama.

Dalam studi regional terbarunya, konsultan komunikasi Vero mengidentifikasi lima profil newsfluencer yang menggambarkan pergeseran bagaimana informasi beredar dan terbentuknya kepercayaan masyarakat di kawasan Asia Tenggara.

Di Indonesia, meningkatnya minat terhadap penyampaian berita yang lebih relevan secara pribadi mendorong audiens beralih ke media sosial. Di platform inilah para newsfluencer hadir sebagai narator masa kini yang memadukan antara  kredibilitas dengan kedekatan otentik.

Istilah newsfluencer merupakan gabungan dari unsur berita (news) dan pemengaruh (influencer), merujuk pada individu yang memproduksi konten berita di platform media sosial secara independen dari lembaga media.

Mereka tidak menggantikan fungsi ruang redaksi tradisional, yang praktik investigasi dan pengawasan jurnalistiknya tetap menjadi pilar utama informasi publik. Para newsfluencer membangun ruang tambahan, mereka menjadi kepanjangan dari praktik konsumsi berita sehari-hari dengan menawarkan nilai tambah dalam sudut pandang yang berbeda, jangkauan ke bagian-bagian tertentu masyarakat, dan diskusi yang lebih kekinian.

Newsfluencer mencerminkan cara baru masyarakat menerima informasi, sekaligus menambah dimensi baru dalam lanskap pemberitaan di Indonesia,” ujar Chatrine Siswoyo, Senior Advisor Vero untuk ASEAN. “Kawasan Asia Tenggara memiliki audiens yang mengharapkan informasi cepat, mudah diakses, dan menarik, sehingga para kreator ini mengemas isu kompleks menjadi lebih mudah dipahami lewat gambar dan video. Mereka mengisi ruang antara hasil kerja tim redaksi dan diskusi media sosial, menjadikan berita terasa lebih dekat dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.”

Berdasarkan analisa mendalam terhadap hampir 100 profil newsfluencer di Indonesia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, studi terbaru ini mengelompokkan para newsfluencer ke dalam lima karakter yang berbeda.

Kelompok Watchdogs berperan sebagai penjaga publik dengan membedah kebijakan, mengkritisi kekuasaan, dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam dari sekadar judul berita. Explainers adalah para ahli di bidangnya yang mampu menerjemahkan isu kompleks menjadi pengetahuan praktis, menggunakan keahlian profesional mereka untuk membangun kepercayaan dan keberdayaan audiens.

Connectors, yang sebagian besarnya beralih dari pemberitaan media massa ke pembuatan konten berbasis media sosial, menggabungkan kualitas produksi tinggi dengan narasi personal yang memberikan audiens pandangan lebih dekat terhadap kehidupan public figure.

Sementara itu, Satirists menggunakan humor dan sindiran tajam untuk membahas isu-isu penting, bahkan isu sensitif atau pemecah opini, menyoroti kontradiksi sehari-hari yang menggambarkan kompleksitas masyarakat modern. Terakhir, Simplifiers adalah para newsfluencer yakni para penyaji rangkuman berita harian secara cepat agar mudah dipahami yang dibuat dalam bentuk konten pendek untuk para audiens digital serba cepat.[FA3] [NB4] 

Watchdogs, Explainers, Satirists, dan Simplifiers merupakan profil paling dominan di lanskap media sosial Indonesia. Meningkatnya popularitas mereka mencerminkan budaya yang menghargai pemikiran kritis sekaligus gaya bercerita yang mudah dipahami.

Seiring dengan tumbuhnya minat publik terhadap isu politik, pemerintahan, dan keadilan sosial, para kreator ini mengisi ruang penting di antara komentator dan komunitas, membantu audiens memahami isu-isu nasional yang kompleks dengan lebih jelas, humoris, dan relevan secara kontekstual.

Dari perspektif komunitas kreator, Vina Muliana, salah satu content creator yang cukup dikenal dan Co-Founder Creators Association of Southeast Asia (CASA), melihat bahwa studi ini mencerminkan transformasi signifikan atas peran para kreator di lanskap digital.

“Studi ini menggambarkan transformasi peran para kreator menjadi aktor dalam diskursus kewarganegaraan. Tahap selanjutnya bagi ekosistem kita adalah menjadikan daya pengaruh tersebut menjadi suatu tanggung jawab dengan memperkuat standar etika, mendorong literasi media, serta memastikan para kreator tetap independen dan akuntabel. Inilah masa depan ruang publik digital yang sehat di Indonesia,” papar Vina.

Keseimbangan ideal antara kredibilitas dan daya pengaruh

Di tengah situasi di mana kepercayaan publik menjadi semakin krusial, newsfluencer hadir sebagai jembatan antara otoritas institusional dan ekspresi otentik audiens. Setiap profil newsfluencer memiliki peran tersendiri dalam membentuk cara masyarakat menerima dan berinteraksi dengan isu-isu terkini di era digital.

Bagi brand, berkolaborasi dengan newsfluencer memerlukan pendekatan yang berbeda, tidak bisa sekadar memindahkan strategi influencer atau hubungan media tradisional.

Lebih jauh studi ini menjelaskan, bahwa newsfluencing adalah praktik gabungan dan merupakan persimpangan antara kredibilitas, nilai, dan sensitivitas konteks. Untuk mencapai hasil yang efektif, dibutuhkan ketelitian selayaknya dalam mempublikasikan pemberitaan media, tapi dengan kelincahan khas para kreator di platform media sosial.


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *