Berkat AI Indonesia Jadi Pelopor Rekam Medis Cerdas di Dunia

Jakarta, 6 November 2026 – Indonesia menorehkan sejarah baru di bidang kesehatan digital. Melalui implementasi InterSystems IntelliCare, sistem rekam medis elektronik (RME) berbasis kecerdasan buatan (AI), negeri ini menjadi negara pertama di dunia yang menerapkannya secara nasional.

Terobosan ini tak hanya mengubah cara dokter bekerja, tapi juga memantik pengakuan global: InterSystems meraih penghargaan “Indonesia Technology Innovation of the Year – Healthcare Technology” di ajang Asian Innovation Excellence Awards 2025.

Bagi dunia medis, penghargaan ini bukan sekadar piala. Ia menjadi penanda bahwa teknologi seharusnya bekerja untuk manusia, bukan sebaliknya. Di saat banyak tenaga medis kewalahan dengan sistem administratif yang rumit, AI datang untuk menghapus jarak antara dokter dan pasien—bukan menggantikannya.

Lompatan Besar dalam Transformasi Kesehatan Digital

Sistem kesehatan Indonesia masih menghadapi tantangan klasik: data pasien yang tersebar, sistem rumah sakit yang belum saling terhubung, dan pekerjaan administratif yang memakan waktu dokter. Di tengah kondisi itu, pemerintah menggulirkan inisiatif SATUSEHAT, kerangka kerja nasional untuk menciptakan konektivitas antar rumah sakit, laboratorium, asuransi, dan sistem publik.

InterSystems hadir menjembatani celah itu lewat dua teknologi inti. Pertama, IntelliCare, sistem RME berbasis AI yang mengotomatiskan pencatatan medis dan menyederhanakan alur kerja dokter. Kedua, InterSystems IRIS for Health, platform data yang menjadi “mesin utama” bagi pertukaran data medis yang aman dan terintegrasi.

Kombinasi ini menjadikan Indonesia pelopor global sistem kesehatan berbasis AI, sekaligus pemimpin kawasan Asia dalam transformasi layanan medis digital.

Dokter jadi lebih Fokus Melayani Pasien

Di balik penerapan teknologi ini, ada satu filosofi sederhana: AI harus membuat dokter lebih manusiawi. Hal ini dibuktikan di EMC Healthcare, rumah sakit pertama di dunia yang menggunakan IntelliCare.

Hasilnya nyata:
• Waktu untuk mengakses hasil laboratorium berkurang 75%, dari 8 klik menjadi hanya 2.
• Kelengkapan data medis meningkat dari 68% ke 98%.
• Tujuh rumah sakit EMC berhasil menerapkan sistem RME hanya dalam waktu 18 bulan, salah satu implementasi tercepat di dunia.
• Lebih dari 700 dokter dan tenaga medis kini bekerja dengan dukungan AI dalam dokumentasi dan pencarian data.

“Dengan AI Ambience dan AI Assistant, dokter tak perlu lagi berpindah layar untuk mencari data. Mereka cukup bertanya pada AI dan mendapat jawaban real time tanpa kehilangan fokus pada pasien,” ujar dr. Bella Desra Andae, Chief Medical Informatics Officer, EMC Healthcare.

Bagi EMC, IntelliCare bukan sekadar inovasi teknologi, tapi bentuk empati digital — memberi dokter ruang untuk menatap pasien, bukan layar.

“Dengan AI sebagai inti, IntelliCare membantu tenaga medis menghabiskan lebih banyak waktu bersama pasien dan lebih sedikit waktu mengerjakan dokumen. Penghargaan ini membuktikan bahwa inovasi kesehatan bukan sekadar pembaruan teknologi, melainkan membuat teknologi bekerja di balik layar agar manusia tetap menjadi fokus utama,” tutur Luciano Brustia, Regional Managing Director, Asia Pacific, InterSystems.

Pasien pun pulang bukan hanya dengan resep, tapi juga dengan perasaan bahwa dokter hadir sepenuhnya untuk mereka. “Tujuan kami di EMC selalu menggabungkan standar medis tertinggi agar terjadi interaksi yang berkualitas antara dokter dan pasien. IntelliCare membantu kami mencapai keseimbangan itu, teknologi di belakang layar dan manusia tetap di pusatnya,” kata Jusup Halimi, President Director, EMC Healthcare.