Kondisi Kesehatan Ibu Berdampak pada Stabilitas Psikologis Keluarga

Jakarta, 23 Desember 2025 — Di balik keluarga yang hangat dan penuh kasih, kerap berdiri sosok ibu yang memikul banyak peran tanpa banyak mengeluh. Namun, ketika kesehatan fisik dan mental ibu terabaikan, dampaknya tak hanya dirasakan oleh dirinya sendiri, tetapi juga oleh stabilitas psikologis seluruh keluarga.

Momentum Hari Ibu menjadi pengingat bahwa menjaga kesehatan ibu sejak dini adalah bentuk cinta sekaligus investasi jangka panjang bagi keharmonisan keluarga.

Dalam momentum Hari Ibu, para ahli mengingatkan bahwa menjaga kesehatan ibu sejak dini bukan sekadar bentuk cinta, melainkan investasi jangka panjang bagi kesehatan seluruh keluarga.

Baca juga: Kisah Virda, Warung Keluarga di Jepara yang Bertransformasi Jadi UMKM Digital

Menurut Fransiska Xaveria Aryani, M.Psi., Psikolog dari Primaya Hospital Kelapa Gading, kondisi kesehatan ibu dapat berdampak besar pada stabilitas psikologis keluarga.

“Ibu sering kali menempatkan kebutuhan keluarga di atas dirinya sendiri. Perlu menjadi perhatian jika ibu mengalami kelelahan fisik dan tekanan emosional namun tidak tertangani, dapat berdampak pada kesehatan mental ibu, yang kemudian mempengaruhi dinamika keluarga secara keseluruhan,” jelasnya.

 Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa penyakit tidak menular seperti kanker payudara, kanker serviks, diabetes, serta gangguan metabolik masih menjadi penyebab utama penurunan kualitas hidup perempuan Indonesia. Terlebih lagi, sebagian besar kasus tersebut baru terdeteksi ketika sudah memasuki stadium lanjut—saat penanganan menjadi lebih kompleks dan berisiko.

Fransiska menegaskan, skrining kesehatan rutin—termasuk perhatian pada kesehatan mental—menjadi langkah penting agar ibu tetap mampu menjalankan perannya secara optimal, tanpa mengorbankan kesejahteraan dirinya sendiri.

 Pada fase kehamilan, kesehatan ibu tidak hanya menentukan keselamatan dirinya, tetapi juga tumbuh kembang janin. Dukungan emosional dari keluarga, asupan gizi seimbang, serta pemantauan medis secara berkala menjadi fondasi utama kehamilan yang sehat.

 dr. Risma Maharani, Sp. OG, MKes, Spesialis Obstetri dan Ginekologi di Primaya Hospital Bekasi Timur, menekankan pentingnya pemeriksaan fetomaternal.

“Pemeriksaan kehamilan tidak hanya USG rutin, pemeriksaan fetomaternal juga dibutuhkan untuk membantu mendeteksi risiko sejak dini, baik pada ibu maupun janin, sehingga potensi komplikasi dapat dicegah lebih awal,” ujarnya.

Penyakit Kritis pada Perempuan

Selain kehamilan, kesehatan reproduksi perempuan juga memerlukan perhatian serius. Di Indonesia, kanker merupakan penyebab kematian ketiga tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data Global Cancer Observatory (Globocan), jenis kanker dengan angka kematian tertinggi adalah kanker payudara, kanker serviks, kanker paru, kanker kolorektal, dan kanker hati.

Baca juga: Phapros Tekankan Pentingnya Kesehatan Holistik Melalui Film Menuju Pelaminan

Kanker yang paling sering terjadi pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker serviks. WHO mencatat kanker serviks sebagai salah satu kanker terbanyak kedua pada perempuan, seharusnya dapat dicegah melalui vaksinasi HPV dan skrining rutin.

“Deteksi dini dan vaksinasi adalah dua kunci utama menurunkan risiko kanker serviks. Sayangnya, masih banyak perempuan datang berobat saat sudah bergejala berat,” tambah dr. Risma. Dalam rangka Hari Ibu, Primaya Hospital menghadirkan rangkaian Paket Pemeriksaan Hari Ibu yang dirancang menyeluruh mulai dari skrining kesehatan dasar, kesehatan reproduksi, pemeriksaan ibu hamil, hingga perlindungan vaksin yang dapat diakses pada website Primaya Hospital.