Ratusan Pegawai dan Komunitas Turun ke Jalan, Kumpulkan 218 Kg Sampah Jakarta
Jakarta, 7 November 2025 — Jalanan ibu kota pada akhir pekan lalu tampak sedikit berbeda. Di tengah lalu lintas yang padat, lebih dari 500 orang berjalan kaki sambil memunguti sampah di sepanjang rute Bundaran HI hingga Dukuh Atas.
Bukan aksi biasa, mereka adalah bagian dari ESG Fun Walk 2025, kegiatan yang menggabungkan olahraga ringan dengan aksi peduli lingkungan. Dalam satu pagi, kegiatan ini berhasil mengumpulkan 218 kilogram sampah perkotaan — mulai dari plastik, kertas, hingga residu rumah tangga. Sebuah bukti bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil dan dari gaya hidup yang lebih sadar lingkungan.
Jakarta masih harus berhadapan dengan timbunan sampah yang mencapai 3,17 juta ton per tahun, menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN). Dari angka tersebut, hampir 23% adalah sampah plastik yang sulit terurai. Di tengah tantangan itu, gerakan komunitas dan partisipasi publik menjadi kunci untuk menjaga kebersihan kota.
Kegiatan ESG Fun Walk diinisiasi oleh SCG Indonesia, perusahaan berbasis industri berkelanjutan, sebagai ajakan bagi pegawai dan komunitas untuk menanamkan gaya hidup hijau di keseharian.
“Transformasi menuju industri berkelanjutan harus dimulai dari kesadaran pribadi,” kata Pattaraphon Charttongkum, President Director PT SCG Indonesia. “Kami ingin agar setiap orang bisa melihat bahwa menjaga lingkungan bukan sekadar tanggung jawab, tapi bagian dari gaya hidup yang lebih baik,” tambahnya.
Dalam kegiatan ini, SCG bekerja sama dengan Trash Ranger Indonesia, komunitas yang aktif mengedukasi publik tentang pengelolaan sampah. Mereka menghadirkan sesi “Edukasi Pilah Sampah” yang mengajarkan cara mudah memilah dan mengelola sampah rumah tangga.
Menurut Dimas Dwi Pangestu, pendiri Trash Ranger Indonesia, perubahan harus dimulai dari hal kecil. “Masalah lingkungan adalah seni bertanggung jawab pada diri sendiri. Kesadaran bisa ditumbuhkan, dan kebiasaan bisa dimulai dari rumah,” ujarnya.
Sampah yang terkumpul dari kegiatan tersebut nantinya akan diolah menjadi instalasi seni yang akan dipamerkan dalam ESG Symposium 2025 Indonesia. Inisiatif ini menjadi simbol bagaimana sampah bisa diubah menjadi karya yang memberi inspirasi — sekaligus mengingatkan bahwa keindahan dan keberlanjutan bisa berjalan berdampingan.
Gerakan seperti ini menunjukkan bahwa gaya hidup berkelanjutan bukan sekadar tren, tapi kebutuhan. Dimulai dari langkah kecil, dari rumah, dari kesadaran individu — untuk bumi yang lebih bersih dan masa depan yang lebih hijau.
