Tidak Disukai Trump,  Mamdani Terpilih Jadi Wali kota New York

Jakarta, 5 November 2025 – Zohran Kwame Mamdani yang berasal dari partai demokrat, akhirnya memenangkan pemilihan Wali Kota New York. Mamdani yang masih tergolong muda (34 tahun) unggul atas dua rivalnya, yakni Curtis Sliwa dari Partai Republik dan Andrew Cuomo yang merupakan calon independen. Kemenangan ini membawa Mamdani pada sejarah baru, sebagai wali kota Muslim pertama New York, kota terbesar di seantero AS,

Melansir hasil hitung cepat NBC News per Selasa (5/11/2025) pukul 10.00 WIB, Mamdani memperoleh 50,3 persen suara, disusul Cuomo 41,6 persen, dan Sliwa dengan 7,2 persen suara dari total 1.999.600 pemilih.  Mamdani unggul di empat dari lima wilayah di Kota New York, yakni Bronx, Brooklyn, Queens, dan Manhattan. Sementara di Staten Island, Cuomo menjadi kandidat dengan perolehan suara terbanyak.

Dilansir dari republika.co.id, Mamdani adalah putra seorang profesor perguruan tinggi Universitas Columbia dan pembuat film. Mamdani pindah bersama orang tuanya ke New York ketika ia berusia 7 tahun dan dibesarkan di tengah diskusi meja makan mengenai urusan global, termasuk konflik Israel-Palestina.

“Perjuangan untuk pembebasan Palestina adalah inti dari politik saya dan akan terus seperti itu,” kata Mamdani dalam pidato utama pada konvensi Sosialis Demokrat Amerika pada bulan Agustus 2023.

Selain menaruh simpati pada perjuangan Banga Palestina, Mamdani juga dikenal sebagai sosok yang pro-imigran. Mamdani telah memposisikan dirinya sebagai pembela komunitas imigran, sekaligus mengisyaratkan bahwa pemerintahannya akan memprioritaskan dukungan bagi mereka daripada mematuhi tekanan federal.

“New York akan tetap menjadi kota imigran: kota yang dibangun oleh imigran, didukung oleh imigran, dan, mulai malam ini, dipimpin oleh seorang imigran,” ujar Mamdani dalam pidato kemenangannya pada 4 November 2025.

Karena pandangan politiknya yang bertolak belakang dengan Presiden Trump, Trump pun menunjukkan sikap perlawanannya terhadap Mamdani. Bahkan, Trump yang berasal dari Partai Republik menuduh Mamdani sebagai seorang komunis.

“Jika Kandidat Komunis Zohran Mamdani memenangkan Pemilihan Wali Kota New York City, sangat kecil kemungkinan saya akan menyumbangkan dana federal, selain jumlah minimum yang diwajibkan, untuk rumah pertama saya tercinta,” kata presiden dalam sebuah unggahan di Truth Social. “Sebagai Presiden, saya tidak ingin mengirimkan uang yang baik setelah uang yang buruk.”

Pada acara 60 menit CBS, Trump kembali melontarkan ancaman kepada Mamdani jika ia benar-benar menjadi orang nomor satu di New York.

“Akan sulit bagi saya sebagai presiden untuk memberikan banyak uang kepada New York, karena jika Anda memiliki seorang komunis yang memimpin New York, yang Anda lakukan hanyalah membuang-buang uang yang Anda kirimkan ke sana,” kata Trump sebagaiman dikutip dari theguardian.com.

Tanggapan Wall Street

Wall Street juga turut bereaksi terhadap kemenangan Mamdani. Mamdani, yang menggambarkan dirinya sebagai seorang sosialis demokrat, mengusulkan untuk menaikkan pajak perusahaan negara bagian dan pajak penghasilan bagi warga New York yang berpenghasilan lebih dari $1 juta per tahun, yang menyebabkan kekhawatiran di kalangan elit keuangan kota.

Tim Ghriskey, ahli strategi portofolio senior di Ingalls & Snyder, mengatakan kepada Reuters bahwa kemenangan Mamdani akan menjadi “sebuah eksperimen yang menarik”. “Kita lihat saja seberapa besar ia berusaha untuk benar-benar mengubah Kota New York dan bagaimana ia diterima,” ujarnya sebagaimana dikutip aljazeera.com.

Phil Blancato, kepala strategi pasar di Osaic, mengatakan kepada Reuters bahwa ia prihatin dengan rencana pajak Mamdani, meskipun ia dapat bersimpati dengan kekhawatiran tentang mahalnya biaya hidup di New York.

“Ketika saya melihat ekonomi seputar biaya hidup di New York City dan ketika harga apartemen satu kamar tidur di New York City mencapai $5.000 per bulan, itu tidak berkelanjutan,” kata Blancato.

“Dan terlepas dari apakah retorika tentang apa yang bisa dilakukan atau tidak bisa dilakukan itu benar atau tidak, itulah alasan di balik … kemenangan semacam ini di New York City. Tetapi ketika Anda memikirkan kenaikan pajak di tingkat usaha kecil, tingkat korporat … hal itu memiliki dampak yang signifikan.”